Senin, 12 Agustus 2013
Bahagia Ramadhan
Alhamdulillah sudah separuh dari bulan ramadhan telah kita lalui. Ada perasaan bahagia ketika kita bisa berjumpa dengan bulan ramadhan dan melewati hari-hari di bulan puasa ini.
Mungkin bagi orang yang tertutup imannya akan bertanya-tanya, kok bisa bahagia dengan bulan ramadhan? Padahal tidak boleh makan, tidak boleh minum, cuaca kadang tak bersahabat, panas mendera, dahaga menyiksa, lapar melanda, kok bisa bahagia?
Belum lagi harus bangun pagi untuk sahur, makan dengan rasa kantuk luar biasa, membasuh wudhu dan berangkat ke masjid, yang biasanya ke masjid cuma lima menitan, sekarang minimal lima belas menit, belum ketika malam tarawih, apalagi ketika kultum terlalu panjang, ditambah lagi tadarus Al-Qur’an, kok bisa sudah lapar diwaktu siang dan capek di waktu malam, orang-orang bahagia?
Belum lagi ketika bahan pangan naik, sembako naik, cabai sebiji seratus rupiah, beli seribu bisa dihitung jari, tak menyurutkan kebahagian orang akan bulan ramadhan. Pun ketika harus mudik berjejalan dan menghadapi kemacetan, orang-orang tetap bahagia menyambut ramadhan?
Karena sungguh kemuliaan bulan ramadhan ini, jauh lebih membahagiakan, jauh lebih menggembirakan daripada hal-hal di atas.
Karena bulan ini membawa banyak keutamaan bagi kita semua. Jika kita merenunginya satu persatu lebih mendalam, maka tentulah kegembiraan itu akan terlihat sempurna dan segala rasa capek, lelah, lapar, dan dahaga tiada artinya.
Marilah kita melihat beberapa keutamaan Ramadhan yang menjadikan alasan kita bersuka cita menyambutnya:
Pertama : Karena Ramadhan bulan penggugur dosa kita Rasulullah SAW bersabda : ”Shalat lima waktu, shalat jum’at sampai ke shalat jum’at berikutnya, puasa Ramadhan ke puasa Ramadhan berikutnya adalah sebagai penghapus (dosa) apabila perbuatan dosa besar ditinggalkan”. (HR. Muslim)
Inilah yang membuat kita bersuka cita karena mendapat kesempatan untuk menyucikan diri dari kita. Maka marilah kita menjalankan ibadah di dalamnya dengan penuh iman dan pengharapan, serta memperbanyak istighfar, agar benar-benar Ramadhan ini menjadi bulan pengampunan.
Hal kedua yang membuat kita berbahagia adalah, karena Ramadhan merupakan bulan musim kebaikan, dimana kita semua menjalankan ibadah dengan penuh semangat, berbondong-bondong dan sungguh terasa lebih ringan. Inilah yang dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW :
“(Bulan dimana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, syetan-syetan dibelenggu. Dan berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai pencari kejahatan, berhentilah” (demikian) sampai berakhirnya ramadhan” ( HR Ahmad)
Jika kita termasuk golongan pencari kebaikan, tentu akan menyambut bulan ini dengan penuh suka cita.
Hal ketiga yang membuat kita berbahagia adalah, karena Ramadhan adalah bulan dimana ukhuwah kita meningkat. Bayangkan saja, berbeda dengan bulan2 lain, bulan ramadhan dipenuhi dengan banyak pertemuan antar jamaah masjid, dari mulai sholat tarawih berjamaah, tadarusan selepas tarawih, hingga sholat shubuh berjamaah.
Kaum muslimin berkumpul setiap harinya dan merasakan keindahan ukhuwah yang luar biasa. Bahkan bukan hanya di luar rumah, di dalam rumah pun kita menemukan keharmonisan yang bertambah saat Ramadhan tiba. Banyak kesempatan untuk berkumpul antar anggota keluarga, khususnya saat buka puasa dan sahur menjelang. Ini semua tanpa kita sadari, sungguh membuat hati kita lebih tenteram dan nyaman.
Yang terakhir, tentu saja kita bergembira karena di dalam Ramadhan ada satu malam yang mulia, yaitu lailatul qadar, tentang apa lailatul qadar itu dijelaskan dalam QS Al Qadr ayat 3 : "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."
Malam yang nilainya melebihi seribu bulan. Itulah kesempatan yang sungguh kita impikan, untuk mendapatinya dengan memperbanyak ibadah pada malam tersebut. Yang tentu saja, hanya orang yang istiqomah yang mampu meraihnya.
Akhirnya semoga hati kita tetap terjaga, selalu bergembira dan berbahagia, dalam memaksimalkan potensi kemuliaan di bulan ramadhan ini. Yang dengannya, ibadah kita menjadi lebih meningkat hingga setengah bulan mendatang.
Janganlah rasa bahagia ini berubah menjadi penyesalan lantaran tidak bisa memaksimakan bulan ini dengan sebaik2nya, tak sadar bulan ramadhan habis dan lupa kita isi dengan ibadah dan amal kebaikan. Jangan sampai kita meninggalkan bulan ini tanpa beroleh ampunan dari Allah SWT, naudzubillahimindzalik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar